Prospek Teknologi AI Menjanjikan

Jumat, 24/04/2009 00:28 WIB

BANDUNG: Implementasi teknologi artificial intelligence (AI) di masa mendatang akan banyak digunakan kalangan industri finansial.

Indrawanto, Dosen Otomasi Industri Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB), mengungkapkan aplikasi konvensional dari teknologi itu saat ini masih banyak digunakan sebatas kalangan manufaktur.

“Mayoritas sifatnya masih mendukung proses produksi, karena otomatisasi AI membuat proses produksi berjalan sesuai estimasi. Namun, dalam waktu mendatang, ini akan ber-ubah,” katanya dalam Galelobot ITB 2009, kemarin.

Artificial intelligence merupakan perpaduan bidang automasi pada teknik mesin dengan rekayasa peranti lunak, yang memungkinkan terciptanya proses robotisasi yang mengacu prilaku serupa pada makhluk hidup. Misalnya, proses mesin tradisional yang memerlukan aktuator roda gigi dengan bantalan yang sebenarnya meniru otot tubuh. Demikian pula model gerakan robot AI yang sebenarnya meniru gerakan binatang.

Sebagian kecil fungsi peranti ini juga digunakan dalam proses kontrol sensitivitas gerakan pada peralatan kamera digital, ada pula yang menggunakannya dalam games personal komputer, seperti dilakukan Nusantara Online.

Indrawanto menjelaskan prinsip peniruan atas perilaku makhluk itu membuat inventor teknologi tersebut bisa melihat kesamaan proses dari sebuah siklus, sehingga prakiraan (forecasting) bisa dilakukan.

“Kalau sudah bisa meniru, mudah untuk forecast apa yang terjadi kemudian, karenanya, teknisi AI akan bisa menebak harga saham berdasarkan sistem peranti lunak yang dikreasinya.”

Menurut dia, peranti lunak tersebut juga memungkinkan untuk membaca arah arus kas di industri perbankan. Hal itu karena siklus keuangan sebenarnya memiliki fase tersendiri dan bisa dipetakan dalam sebuah sistem. “Inilah yang membedakan dengan peranti lunak karya teknisi teknologi informasi yang pendekatannya kaku. Kalau yang buat adalah teknisi mesin yang belajar AI, tentu akan bisa membuat software yang bisa memprediksi.”

Indrawanto mengungkapkan peranti lunak semacam ini harus lebih didorong dibandingkan dengan mendukung aplikasi yang mendukung proses produksi manufaktur seperti buatan Toshiba, NEC, dan Mitsubishi. Alasannya, lanjutnya, peranti ini akan lebih mendorong keterlibatan teknisi dalam negeri khususnya teknisi teknik mesin dan teknologi informasi.

Sementara itu, robotisasi manufaktur sepenuhnya impor.

Christianto Tjahyadi, Managing Director Next System (pusat pendidikan robot di Bandung), menambahkan aplikasi mekanik yang aplikatif dan bermanfaat harus diutamakan mereka yang menggeluti AI.

oleh: Muhammad Sufyan

URL : http://web.bisnis.com/edisi-cetak/edisi-harian/teknologi-informasi/1id114459.html