Siram Padi Masa Depan Pake Robot Penyiram

RIZKI DWI/RADAR BANDUNG ROBOT CERDAS: Michelle Emmanuela (Kiri) dan Jocelyn Olivia (Kanan) sedang memperhatikan karyanya.

Di masa depan pekerjaan petani akan lebih ringan, bahkan untuk menyiram tanaman atau padi disawahnya cukup dengan memencet tombol On saja, maka robot yang akan mengerjakan tugas berat para petani. Hal tersebut menjadi ide awal dua siswi yang tergabung dalam Padepokan Robot Bandung.

Hilmi/ Radar Bandung

Michelle Emmanuela dan Jocelyn Ovilia tanpa ragu langsung memperlihatkan kelihaian robotnya, “Tugasnya cukup mudah yakni menyiram tanaman, dan juga tugas pertanian lainnya. Namanya Robot Penyiram Tanaman,” ujar Michelle yang ditemui di stand robotnya.

Ia yang tergabung dalam Padepokan Robot Bandung menjadi salah satu peserta dalam Pameran Robot yang merupakan rangkaian acara dalam Internasional Conference on Biodiversity, Climate Change and Food Security pada 2-4 Juli 2013 di  Hotel Grand Royal Panghegar.

Pameran robot itu sendiri terdiri dari 6 stand yang diisi dari ITB (Institut Teknologi Bandung), STMIK Bandung, Universitas Kristen Maranatha, UNIKOM dan dari Padepokan Robot Bandung.

Sementara Michelle Emmanuela dan Jocelyn Ovilia merupakan salah satu pengisi stand pameran robot dari Padepokan Robot Bandung.

“Cara kerja robot ini adalah ketika dioperasikan robot tersebut akan mengikuti garis sebagai rute robot akan berjalan kemana. Jadi robot akan berjalan sesuai dengan garis rute yang ditentukan. Sedangkan robot juga akan mendeteksi tanah kemudian menyiramnya pada tanah yang terdeteksi kering. Jika robot mendapati  tanah yang basah maka robot tersebut akan melewatinya saja dan tidak akan menyiramnya,” tutur Jocelyn.

Ide pembuatan robot ini dikatakan Michelle yaitu dari mobil penyiram tanaman yang tidak bisa memilih dan memilah tanah yang akan disiram kecuali dengan kendali manusia.

Robot ini diciptakan Michelle dan Jocelyn dalam waktu yang sangat singkat yaitu satu minggu, sekitar lima sampai enam hari. Pada tahun sebelumnya keduanya juga telah menciptakan sebuah robot yang bernama Green Bird. Robot yang mereka ciptakan atas sebuah ide berdasarkan fenomena yang terjadi di masyarakat yaitu banyaknya korban meninggal akibat bencana tidak terduga.

“Robot Green Bird pendeteksi gas beracun yang biasanya tidak terlihat dan hampir atau tidak tercium oleh manusia. Misalnya bau gas di rumah tangga yang tidak terlihat dan kadang tidak ketahuan bau gasnya. Hal ini tentunya sebagai antisipasi bencana kebakaran atau keracunan gas beracun. robot akan mengeluarkan bunyi sebagai tandanya,” tuturnya.

Keduanya masuk dan mulai tertarik terhadap robot sejak usia sekolah dasar. Robot itu asik dan penuh pertualangan. “Kita berpetualangan melalui ide yang akan kita ciptakan dalam sebuah robot, misalnya dalam menciptakan sebuah konstruksi yang menarik dan sesuai dengan ide fungsi robot tersebut nantinya. Kita akan merasa sangat senang apalagi kalau robotnya  sudah jadi secara utuh,” ungkap mereka.(*)