Jakarta – Prestasi yang ditorehkan oleh tim robotika Unikom di kancah internasional beberapa waktu lalu melecut semangat sekolah-sekolah di daerah untuk mempelajari robotika. Sayangnya, banyak yang salah persepsi tentang belajar robotika.
“Persepsinya kurang pas. Masih banyak orang beranggapan bahwa robotika itu cuma merakit. Padahal bukan itu,” ujar Christianto Tjahyadi, Managing Director NEXT SYSTEM Robotic Learning Center saat berbincang dengan detikINET.
Saat ini, sambungnya, setiap harinya ada puluhan email yang menanyakan tentang belajar merakit robot. Padahal menurutnya, dalam robotika, poin pentingnya bukan pada perakitan.
“Merakit, termasuk di dalamnya rancang bangun, penempatan sensor serta artistik hanya 30 persen. Yang terbesar justru pemrograman. Bagaimana membuat robot tersebut cerdas. Itu yang penting,” ungkapnya.
Christ, demikian pria ini akrab dipanggil menambahkan satu masalah lagi. Yakni masalah motivasi untuk menang kompetisi. Namun Christ menilai wajar hal ini. Sebab kompetisi akan menjadi penilaian bagi sekolah-sekolah yang mengikutinya, apalagi jika memenangkannya.
“Bagi saya menang kompetisi merupakan bonus atau hadiah dari belajar robotika. Yang utama adalah bagaimana robotika itu melatih cara berpikir, kerjasama tim, dan manajemen waktu. Itu yang penting,” tegasnya.
Berusaha mengikis persepsi tersebut, Christ pun mengaku punya cita-cita untuk menggelar roadshow ke sekolah-sekolah di daerah. Dalam roadshow tersebut, Christ ingin meluruskan persepsi tentang belajar robotika.
“Inginnya sih roadshow. Tapi kita coba dengan memberikan pemahaman yang benar tentang robot kepada media terlebih dulu. Karena banyak media yang juga memiliki persepsi tersebut,” katanya.
Sumber: detik.com