Kebanyakan mikrokontroler memiliki rangkaian Brown-out Detection (BOD) di dalamnya, yang akan memantau tingkat tegangan catu selama chip beroperasi. Rangkaian BOD adalah sebuah komparator, yang membandingkan tegangan catu terhadap level trigger yang tetap.
Rangkaian di atas menjelaskan rangkaian detektor brown out. Di pasaran terdapat IC khusus yang akan memberikan waktu tunda dan histerisis karena normalisasi tegangan catu memerlukan waktu. IC seperti ini lebih murah dibanding membuatnya dari komponen diskrit.
Mikrokontroler ATMega128 memiliki detektor Brown-Out di dalamnya. Trigger level 2.7V atau 4.0V dapat dipilih dengan memprogram fuse bits. Trigger level juga memiliki sebuah histerisis untuk menghindari spike. Histerisis dapat di-interpretasikan sebagai VBOT+=VBOT+VHYST/2 dan VBOT-=VBOT-VHYST/2.
Jadi, jika rangkaian Brown-Out diaktifkan melalui fuse bit dan tegangan Vcc turun hingga di bawah nilai trigger (VBOT-), maka Brown-Out reset diaktifkan dan setelah tegangan catu naik di atas level trigger (VBOT+) maka delay timer mulai menghitung untuk menjaga MCU dalam keadaan reset selama beberapa saat. Setelah penghitungan selesai, sinyal reset internal selesai.
* Terjemahan bebas dari www.scienceprog.com