Saat asyik melihat-lihat robot line follower yang akan berlomba di arena Galelobot ITB 2009 minggu lalu, seorang rekan jurnalis dari detik.com menyapa. Ya, kami memang pernah bertemu dan bicara di akhir Januari 2009 lalu, menjelang kompetisi robotik di satu SMA swasta di Bandung.
Rupanya, dia bersama dengan rekan wartawan lainnya, baru selesai meliput acara seminar di gedung yang lain.
Rekan wartawan dari harian Bisnis Indonesia sangat antusias membicarakan perkembangan robotik, dan “menyeret” saya ke tempat yang lebih santai untuk sebuah wawancara. Jadilah sebuah wawancara dengan durasi yang lumayan panjang, dan hasilnya ditayangkan dalam sisipan lembar Jawa Barat harian Bisnis Indonesia edisi Rabu, 30 April 2009.
Dalam tulisan tersebut, ada beberapa penjelasan yang kurang pas dan perlu koreksi. Namun, karena sudah tayang, bagaimana meng-koreksinya?
Saya adalah alumni teknik elektro, bukan teknik informatika seperti yang ditulis. Juga belum pernah menjadi dosen di perguruan tinggi, walaupun dalam kelas pelatihan robotik yang saya pimpin, ada banyak mahasiswa dan dosen yang mengikutinya. Walaupun sering diundang untuk memberikan seminar, workshop dan kuliah umum, namun status yang melekat adalah “bukan dosen” 🙂
Saya pun bukan konsultan ahli dibalik prestasi yang diraih tim robotik Unikom Bandung. Dengan Unikom, saya mewakili NEXT SYSTEM Robotics Learning Center, tengah mengupayakan kerjasama mutualisme, sekaligus men-stimulasi perkembangan robotik di kota Bandung.
Terima kasih kepada rekan Sufyan dari Bisnis Indonesia Bandung yang telah menulis dan mengangkatnya di media.